BCA Gelar RUPSLB 23 September 2021 untuk Meminta Restu Stok Split




PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) akan melangsungkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) untuk minta kesepakatan atas perpecahan nilai nominal saham atau stok split.


Mencuplik transparansi info ke Bursa Dampak Indonesia (BEI), dicatat Kamis (2/9/2021), perseroan akan gelas RUPSLB pada Kamis, 23 September 2021. Perseroan minta kesepakatan pemegang saham atas gagasan stok split.Di pertemuan ini perseroan menyarankan perpecahan nilai nominal saham perseroan atau stok split dengan rasio 1:5. Dengan begitu, nilai nominal saham perseroan yang sebelumnya Rp 62,5 per saham bisa menjadi Rp 12,5 per saham.


"Perpecahan nilai nominal saham ini mempunyai tujuan untuk tingkatkan likuiditas perdagangan saham perseroan di BEI," catat perseroan.


Disamping itu, harga saham perseroan jadi lebih dapat dijangkau untuk beberapa investor retail terhitung demografi investor muda hingga diharap akan tingkatkan jumlah pemegang saham perseroan.


BCA Kantongi Keuntungan Bersih Rp 14,5 Triliun

Awalnya, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dan substansi anak usaha menulis keuntungan bersih naik18,1 % YoY jadi Rp 14,5 triliun.


Perolehan keuntungan itu karena pangkalan perbedaan keuntungan bersih yang lebih rendah pada kwartal II 2020, yang dikuasai oleh tingginya tingkat ongkos credit (Biaya of Kredit) saat awalnya wabah Covid-19 pada kwartal II tahun Judi Online kemarin. Sebagai catatan, ongkos cadangan di kwartal II 2020 terdaftar 32,4 % semakin besar dibanding dengan kwartal II 2021.


Secara keseluruhan, penghasilan operasional terdaftar sejumlah Rp 38,5 triliun pada semester I 2021 atau naik 2,4 % dari tahun kemarin. Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk, Jahja Setiaatmadja menjelaskan, sampai Juni 2021, faksinya menyaksikan beberapa bidang ekonomi mulai berkembang.


"Dalam beberapa saat di depan, kami akan menyimak dinamika keadaan, terutamanya sepanjang masa Peraturan PPKM Genting yang diputuskan pemerintahan sebagai tanggapan pengaturan kenaikan kasus Covid-19 yang terjadi akhir-akhir ini," tutur ia, Kamis, 22 Juli 2021.


Nilai usaha dan frekwensi transaksi bisnis nasabah BCA memperlihatkan rekondisi pada enam bulan awal tahun ini, searah dengan membaiknya kegiatan ekonomi. Transaksi bisnis berbelanja nasabah alami trend kenaikan di masa yang serupa.


Pada Juni 2021, credit tumbuh 0,8 % di selama setahun jalan (YTD), didukung oleh fragmen korporasi dan KPR yang naik masing-masing 2,1 % dan 3,8 % YTD.


Saat itu, credit komersil dan UKM mulai lebih baik pada kwartal II 2021 secara kuartalan (QoQ), dibanding kwartal I 2021.


Dari segi permodalan, current akun and savings akun (CASA) tumbuh 8,3 % YTD, searah dengan kenaikan nilai transaksi bisnis, pangkalan nasabah yang makin besar, dan pengokohan dan peluasan ekosistem servis bersama beberapa partner usaha bank.


BCA mencatatkan perkembangan positif pada penghasilan bunga bersih sejumlah 3,8 % YoY jadi Rp 28,3 triliun pada semester I 2021.


Di lain sisi, penghasilan non-bunga turun tipis 1,2 % YoY jadi Rp 10,2 triliun. Pengurangan ini sebagai imbas dari one-off gain dari pemasaran portofolio reksa dana yang dicetak tahun kemarin, tapi mayoritas bisa disertai oleh peningkatan penghasilan fee dan komisi.