Meneropong Bidang Saham Prospektif pada 2022
Direktur PT Ekuator Swarna Investama, Hans Kwee memaparkan beberapa bidang saham yang memikat buat diamati.
Sampai tahun akhir, Hans memandang emiten bidang komoditas masih lumayan menarik. Satu diantaranya didorong kritis energi yang menaikkan harga batu bara.
"Jika kita saksikan sampai tahun akhir, saya berpikir komoditas energi dan CPO masih lumayan menarik," bebernya dalam dialog virtual Outlook Pasar Modal 2022, dicatat Sabtu (30/10/2021).
Akan tetapi, bila kritis energi dapat ditangani, peluang batu bara tidak semenarik sekarang ini. Ingat rumor lingkungan.
"Tetapi setelah itu, komoditas kemungkinan menjadi salah satunya yang bagus sekali untuk diamati. Karena economy recovery, komoditas akan menarik," tutur Hans.
Sementara untuk bidang pariwisata, Hans menjelaskan ini kuat hubungannya dengan perubahan pengatasan wabah covid-19 terutamanya dalam negeri. Dengan anggapan kasus covid-19 terus menerpai dan status PPKM tingkat semakin turun, bidang ini diprediksi akan cepat sembuh.
"Jika wabah berakhir, misalkan PPKM jadi ke tingkat 2 atau 1, satu yang paling kita mimpikan dalam kehidupan itu jalanan . Maka pariwisata itu ialah bidang yang memungkinkan akan recovery naik di 2022," kata Hans.
Selanjutnya bidang property dan infrastruktur disebutkan mulai akan betul-betul bekerja normal pada 2023. Hingga semester II 2022 diprediksi mulai memperlihatkan gerakan.
"Memang kita benar-benar memercayakan bujet pemerintahan yang kemungkinan semakin lebih rapi di 2023, karena 2022 peluang Judi Online pemerintahan masih bergulat dengan permasalahan wabah COVID-19," kata Hans.
"Tetapi property, saya saksikan transisi peningkatan tingginya itu akan beralih menjadi sales pasar di 2024-2025. Hingga semestinya di 2022 semester II property lumayan menarik," paparnya.
Mengangsung Bidang Saham Opsi pada 2021
Awalnya, riset memandang, beberapa bidang saham memikat buat diamati di akhir 2021. Harga komoditas yang kuat akan menjadi satu diantara sentimen bidang saham.
Berdasar data Bursa Dampak Indonesia (BEI), secara year to date (ytd), IHSG telah naik 11,12 %. IHSG ditutup ke status 6.643,74 pada penutupan perdagangan Jumat,22 Oktober 2021.
Beberapa bidang saham jadi penunjang peningkatan IHSG diantaranya IDXsektor saham tehnologi yang naik 705,20 %, dituruti bidang saham IDX bidang transportasi dan logistik yang telah kuat 28,79 % dan IDX bidang saham keuangan yang semakin bertambah 22,90 %.
Lantas apa saja saham di bidang saham apa sebagai opsi di akhir 2021?
Direktur Federasi Penelitian dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus menjelaskan,saham dari beberapa bidang yang memikat buat diamati. Pertama, bidang komoditas. Sekarang ini harga komoditas tengah tinggi karena kritis energi yang dipacu tidak berhasilnya alih bentuk dari energi fosil menjadi yang terbarukan.
"Itu membuat harga komoditas alami kenaikkan hingga kami saksikan sampai tahun akhir komoditas jadi opsi," kata Nico, dicatat Sabtu, 23 Oktober 2021.
Namun, dia mengingati untuk jeli beli saham komoditas. Ini karena harga saham yang telah tinggi.
"Tetapi juga harus berhati-hati dalam membeli saham komoditas yang harga telah alami ketinggian. Apa lagi sesudah dihitung secara hitung telah masuk sasaran valuasi," tutur ia.
Ke-2 , yaitu bidang perbankan. Nico memandang bidang ini tidak pernah redup dan mempunyai prospect yang akan moncer di saat-saat kedepan.
"Sekarang ini kami saksikan bank bank konservatif dan bank bank digital pada kondisi menggelinjang. Walau cahaya dari bank digital mulai kelihatan redup," katanya.
Ke-3 , ada bidang tehnologi. Walau sekarang ini bidang itu lemas, Nico menyaksikan bidang tehnologi masih beri keinginan jika bakal ada kekuatan peningkatan di periode mendatang.
"Apa lagi jika kita saksikan tehnologi telah ada BUKA dan akan dituruti calon-calon emiten selanjutnya yang hendak melantai dengan pasar kapitalisasi yang besar, ini berkesempatan menambahkan berat di bidang tehnologi dalam IHSG kita," tutur ia.
Konsentrasi pada Saham Opsi
Dalam pada itu, Direktur PT Panin Asset Manajemen, Rudiyanto menjelaskan, sekarang ini perputaran bidang saham demikian cepat dan valuasi saham telah naik. Oleh karenanya, sekarang ini faksinya cenderung pilih saham opsi daripada bidang.
"Stok picking harus cermat," tutur ia saat dikontak Liputan6.com.
Dia menjelaskan harus cermat untuk pilih beberapa saham itu. Penyeleksian saham itu menimbang esensial perusahan, neraca keuangan dan harga saham yang murah.
"Saat awalnya wabah, bidang kesehatan dan tehnologi (opsi bidang saham-red). Selanjutnya harga batu bara dan crude palm oil (CPO) telah naik. Tidak bidang kembali. Ekonomi telah sembuh jadi harus cermat pilih saham," katanya.
0 Comments